Independensi KPU diuji, Andi Nurpati nyebrang ke Demokrat

Definisi independensi KPU kembali diuji,. Kalau sebelumnya elite-elite partai berusaha untuk bisa masuk KPU dan Bawaslu melalui rancangan perubahan undang-undang penyelenggara pemilu, kini public kaget dan seperti kocolongan karena sudah didahului oleh Anggota KPU, Andi Nurpati yang nyebrang ke Partai Demokrat sebagai pengurus di Divisi Komunikasi Partai Demokrat. Hal ini mengulang kejadian pada pemilu tahun 2004 lalu dimana Anggota KPU masa itu juga menyebrang ke parpol dan sekarang telah menahkodai sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Andi Nurpati pun siap mundur dari Komisi Pemilihan Umum, sebagai konsekwensi logis dari pilihannya.

Direktur Eksekutif Center for Electoral Reform (Cetro) Hadar Navis Gumay mengatakan,
“Enggak bisa dong seenaknya mengundurkan diri. Mentang-mentang sudah enggak ada kerjaan. Kalau jadi guru atau pekerjaan lain masih bisa. Ini masuk partai, sementara KPU kan nonpartai,” katanya. Menurutnya lagi “Andi harus diberhentikan melalui dewan kehormatan KPU. “Ini tugas Bawaslu menjadikan dan membawa Surat Keputusan (Kepengurusan Demokrat) sebagai temuan dan dibawa ke Dewan Kehormatan (KPU),”

Anggota KPU sebenarnya dilarang mundur kecuali dengan alasan kesehatan. Selain itu, seorang anggota KPU bisa mundur jika dianggap tidak memenuhi syarat tertentu. Secara otomatis kalau masuk parpol maka dia harus keluar karena tidak memenuhi syarat sebagai anggota KPU. Cuma yang menjadi masalah disini, keluarnya dari KPU dengan mengundurkan diri atau dipecat, karena menyangkut indenpendensi dan etika. Bahkan seperti politisi PDIP Ganjar Pranowo, seperti yang diberitakan okezone, Jumat (18/6/2010). yang mengatakan “Apa yang dilakukannya entah disadari atau tidak telah menggugurkan pendapat mengenai independensi KPU. Sudahlah jangan berpura-pura atau sok populis lebih baik rasakan apa yang dirasakan masyarakat. Kalau ditanya pasti enggak mau ngaku kecurigaan masyarakat akan semakin menggumpal nantinya,”